► Maaf, bagi anda yang menggunakan Internet Explorer saya sarankan untuk menggunakan Firefox, Flock atau Opera untuk tampilan terbaik dari blog ini. Beberapa gambar pendukung artikel saya yang menggunakan magnify tidak akan tampil pada Internet Explorer! ► Artikel di Blog ini akan saya update setiap hari! ► Jika anda menyukai blog ini, pastikan anda menjadi anggota dari RUMAH MISTERI untuk update artiekl-artikel terbaru dari RUMAH MISTERI. ► Mohon laporkan link yang rusak disini

Sabtu, 29 Mei 2010

Markas alien di dasar danau-danau Rusia

Pada Juli 2009, Pemerintah Rusia secara resmi merilis dokumen rahasia militer mengenai UFO mengikuti langkah beberapa negara lain di dunia. Dalam laporannya, militer Rusia menyebut bahwa UFO atau makhluk asing tidak dikenal ternyata sering dijumpai di perairan. Beberapa laporan tersebut menyinggung adanya peristiwa perjumpaan dengan makhluk tidak dikenal di beberapa danau misterius di wilayah eks Sovyet.



Sebenarnya, lama sebelum pemerintah Rusia merilis dokumen rahasia tersebut, sudah ada beberapa laporan dari berbagai saksi mata yang mengindikasikan adanya makhluk tidak dikenal di danau-danau di wilayah eks Sovyet. Laporan paling awal datang pada awal tahun 1900an. Pada waktu itu sekelompok pemuda sedang menyelam di sebuah danau di Georgia dimana mereka menemukan sebuah gua bawah air yang dipenuhi dengan kerangka manusia. Anehnya, masing-masing kerangka memilki tinggi sekitar tiga meter.

Penemuan serupa juga pernah terjadi disebuah danau bernama Issik Kul yang terdapat di sebelah utara pegunungan Tian Shan di Kyrgyzstan, masih di sekitar Rusia. Ketika mendengar nama Issik kul, kita mungkin akan segera terbayang dengan sebuah tempat misterius dari episode Lord of the ring. Namun bertolak belakang dengan namanya yang terkesan angker, arti kata Issik kul sesungguhnya adalah "air hangat". Nama ini diberikan mengingat karakteristik unik yang ada padanya. Walaupun ia dikelilingi oleh bukit-bukit bersalju, air danau ini tidak pernah membeku.

Pada tahun 1930an, seorang pria bersama beberapa temannya sedang menjelajahi gua-gua disekitar danau Issik Kul. Di salah satu gua mereka menemukan tiga kerangka manusia, masing-masing setinggi tiga meter. Yang aneh dari kerangka ini bukan hanya tinggi badannya, namun juga ditemukan peralatan berbentuk sayap kelelawar dari perak yang dipakai oleh masing-masing kerangka.

Di lain tempat, pada awal tahun 1990an, seorang pria bernama D Povaliyayev sedang melakukan olahraga Hang Gliding di kota Kavgolov, Leningrad. Kota itu memiliki beberapa danau. Dan ia sedang berada di atas salah satunya. Ketika ia sedang melayang diatas danau tersebut, ia melihat objek seperti tiga ekor ikan raksasa sedang berenang di danau itu. Ia menurunkan ketinggiannya dan akhirnya bisa melihat dengan jelas bahwa tiga objek tersebut ternyata tiga perenang dengan ukuran badan luar biasa dan mengenakan pakaian perak. Kisah ini kemudian juga diceritakan dalam bukunya yang berjudul "Letuchi Golladets" atau "Flying Dutchman" yang diterbitkan tahun 1995.

Disinilah sepertinya kesaksian-kesaksian para saksi ini mendapat peneguhan dari pemerintah Rusia. Laporan militer yang dirilis menceritakan satu peristiwa serupa di danau Baikal. Seperti diketahui, danau Baikal adalah danau terdalam di dunia dan dianggap sebagai salah satu danau paling misterius di dunia. Para turis sering melihat objek dan cahaya aneh melayang diatas danau ini. Menurut dokumen angkatan laut Rusia, suatu hari pada tahun 1982, angkatan laut Rusia sedang melakukan latihan penyelaman rutin di Baikal. Pada saat latihan dilakukan, Para penyelam Rusia melihat objek-objek aneh yang sedang berenang di dalam danau di kedalaman 50 meter. objek-objek itu ternyata sepuluh perenang yang berpakaian perak. Dan yang luar biasa, masing-masing perenang memiliki tinggi sekitar tiga meter dan tidak terlihat menggunakan peralatan menyelam apapun.


Dikejutkan oleh situasi tersebut, komandan angkatan laut segera memerintahkan untuk menangkap paling tidak salah satu penyelam misterius tersebut. Tujuh penyelam Rusia segera diperintahkan untuk terjun. Dalam usaha ini, para penyelam tersebut masuk ke level kedalaman yang luar biasa. Namun tiba-tiba ada sebuah kekuatan yang tidak terlihat mendorong para penyelam Rusia kembali ke permukaan. Menurut prosedur keselamatan, para penyelam yang baru muncul dari kedalaman harus segera masuk ke ruang dekompresi untuk menyesuaikan tekanan udara di tubuh mereka. Tiga penyelam Rusia tewas akibat terlambat di dekompresi.

Sampai saat ini, identitas para raksasa tersebut masih menjadi pertanyaan besar. Apakah mereka alien yang membangun markas rahasia di dasar danau-danau eks Sovyet ?

Menariknya lagi, Bangsa Kyrgyztan memiliki sebuah legenda yang menceritakan adanya sebuah kota didasar danau yang dipimpin oleh raja bernama Ossounes. Apakah legenda ini berdasarkan pada kisah nyata ? Mungkin kita tak akan pernah tahu.


(russiatoday.com)

Read More......

Misteri batu bergerak Death Valley


Di timur pegunungan Panamint di wilayah Death Valley National Park, California, ada sebuah tempat yang disebut Racetrack Playa. Letaknya 3.708 diatas permukaan laut, panjangnya 2,8 mil dan lebarnya 1,3 mil. Tampat ini memiliki posisi hampir sama tinggi dari ujung utara ke ujung selatan. Ujung utara hanya lebih tinggi 5 cm dari ujung selatan. Di tempat inilah salah satu fenomena misterius yang membingungkan muncul. Batu-batu yang bergerak dengan sendirinya.




Playa berarti danau kering. Ketika periode hujan lebat, curahan air akan turun dari gunung terdekat masuk ke Playa dan membentuk sebuah danau dangkal yang berumur pendek. Saat cuaca berubah menjadi panas, kumpulan air dangkal tersebut menguap dan meninggalkan lapisan lumpur yang tipis dan lembut.

Ketika lumpur itu mengering, ia mulai mengerut dan memecah membentuk mosaik-mosaik yang indah. Dan di tempat inilah fenomena aneh tersebut terjadi.

Sepertinya ketika tidak ada yang melihat, batu-batu dolomite yang terpecah dari tebing bergerak dengan sendirinya berjalan melintasi permukaan danau yang kering. Batu-batu itu meninggalkan jejak yang terlihat dengan jelas diatas permukaan tanah, satu-satunya bukti yang menunjukkan bahwa mereka benar-benar bergerak.

Fenomena ini sebenarnya telah diketahui lebih dari seratus tahun yang lalu oleh para penjelajah dan penambang emas. Namun penelitian yang lebih serius baru dilakukan pada tahun 1948. Sampai hari ini, fenomena ini masih belum dapat dijelaskan dengan memuaskan.

Ada dua teori utama mengenai penyebab fenomena ini. Yang pertama mengatakan penyebabnya adalah lapisan es tipis diatas permukaan tanah. Sedangkan teori satunya lagi mengatakan penyebabnya adalah kelembaban dan angin.

Yang pasti semuanya sepakat bahwa bukan manusia penyebabnya karena jejak kaki manusia tidak pernah terlihat di permukaan tanah.


(wikipedia)

Read More......

Kamis, 27 Mei 2010

Misteri manuskrip Voynich - Terpecahkan ?

Pada tahun 1912, seorang pedagang barang antik mendapatkan sebuah manuskrip kuno yang dipercaya telah berusia beberapa ratus tahun. Hingga sekarang, manuskrip ini dianggap sebagai dokumen paling misterius di dunia karena sejak penemuannya pada tahun 1912 hingga sekarang, belum ada yang berhasil memecahkan arti dari tulisan-tulisan yang ada di dalamnya.



Manuskrip Voynich - Penemuan
Manuskrip ini pertama kali muncul ke permukaan pada tahun 1912 ketika seorang pedagang dan pengumpul buku kuno bernama Wilfrid M Voynich menemukannya di antara kumpulan manuskrip kuno yang tersimpan di Vila Mondragone di frascati dekat Roma.

Voynich segera mengenali pentingnya penemuan itu. Walaupun hanya terlihat seperti sebuah buku pegangan para alchemist, Voynich bisa melihat bahwa manuskrip itu sepenuhnya tertulis di dalam bahasa kode. Ia lalu meminta para kryptolog paling terkenal pada zamannya untuk memecahkan misteri tulisan-tulisan dalam manuskrip tersebut. Namun usaha itu tidak membuahkan hasil.

Manuskrip Voynich - Sejarah

Tidak ada yang mengetahui secara pasti asal muasal manuskrip tersebut. Berdasarkan pada gambar-gambar yang ada di dalamnya, para ahli percaya bahwa manuskrip itu berasal dari Eropa dan kemungkinan berasal dari abad 15 atau 17 Masehi.

Catatan kuno yang diketahui pertama kali menyinggung manuskrip ini berasal dari surat seorang alchemist bernama Georg Baresch yang ditujukan kepada Athanasius Kircher, seorang sarjana Jesuit dari Roma.

Dalam suratnya, Baresch meminta bantuan Kircher untuk memecahkan arti tulisan-tulisan dalam manuskrip tersebut. Namun Kircher juga tidak bisa memecahkan misteri itu. Setelah kematian Baresch, kepemilikan manuskrip tersebut jatuh ke tangan Kircher dan tersimpan rapi di perpustakaan Collegio Romano. Manuskrip ini tetap tersimpan rapi di tempat itu hingga 250 tahun kemudian.

Pada tahun 1912, Collegio Romano yang membutuhkan uang memutuskan untuk menjual sebagian manuskrip-manuskrip kuno yang dimilikinya kepada para kolektor dan saat itulah Voynich mendapat 30 diantaranya, termasuk manuskrip misterius itu.

Manuskrip Voynich - Karakteristik dan Isi
Walaupun ukurannya cukup kecil, hanya 7 kali 5 inci. Namun manuskrip itu memiliki ketebalan 240 halaman. Di dalam setiap halamannya kita bisa menemukan tulisan-tulisan tangan dengan huruf-huruf yang tidak dikenal beserta ilustrasi-ilustrasi kasar seperti tanaman, diagram astrologi dan bahkan wanita telanjang.


Manuskrip itu berisi 170.000 huruf yang dipisahkan dengan spasi sempit. Kebanyakan huruf itu ditulis hanya dengan satu atau dua kali goresan pena. Para peneliti menduga bahwa jumlah jenis alphabet di dalam manuskrip itu hanya sekitar 20-30 huruf yang berbeda. Luar biasanya, alphabet yang digunakan di manuskrip tersebut tidak memiliki keterkaitan dengan bahasa-bahasa yang ada di Eropa kuno.


Dari gambar-gambar ilustrasi yang dibuat di dalam manuskrip, para peneliti menyimpulkan bahwa manuskrip tersebut berisi catatan-catatan mengenai herbal, astronomi, biologi, kosmologi, farmasi dan resep-resep obat. Namun isinya, masih merupakan misteri.


Manuskrip Voynich - Usaha memecahkan misteri
Pada tahun 1921, seorang profesor filsafat dari Universitas Pennsylvania bernama Willaim R Newbold mengklaim bahwa di setiap karakter yang terdapat di dalam manuskrip Voynich ada goresan pena yang sangat halus yang hanya bisa dilihat dengan kaca pembesar dan membentuk huruf-huruf Yunani kuno.

Berdasarkan asumsi ini, Newbold menyimpulkan bahwa Manuskrip ini berisi mengenai penemuan-penemuan sains dan ditulis pada abad ke-13 oleh ilmuwan dan filsuf Roger Bacon. Satu dekade kemudian, kesimpulan Newbold dibantah oleh para peneliti lainnya dengan mengatakan bahwa goresan halus tersebut hanyalah pecahan alami dari tinta yang digunakan untuk menulis.

Usaha Newbold hanyalah sebuah permulaan dari usaha panjang untuk memecahkan misteri ini.

Pada tahun 1940an, pemecah kode amatir bernama Joseph M Feely dan Leonell C Strong menggunakan huruf-huruf Roma yang bisa disubtitusikan ke karakter Voynich. Dari hasil penelitiannya, Strong menyimpulkan bahwa manuskrip ini dibuat oleh penulis Inggris dari abad 16 bernama Anthony Ascham yang salah satu karyanya berjudul "A Little Herbal" diterbitkan tahun 1550.

Walaupun manuskrip tersebut memiliki kemiripan isi dengan "A Little Herbal", namun para peneliti tidak bisa melacak bagaimana Anthony Ascham bisa mendapatkan pengetahuan mengenai kryptografi. Kesimpulan Strong akhirnya diabaikan oleh peneliti lainnya.

Pada tahun 1945, Misteri ini diserahkan ke tangan para ahli pemecah kode yang berhasil memecahkan kode tentara jepang pada perang dunia II. Tim pemecah kode ini belum pernah gagal memecahkan kode apapun yang disodorkan. Namun mereka juga gagal menyingkap misteri manuskrip Voynich.

Pada tahun 1978, seorang ahli bahasa bernama John Stojko mengklaim bahwa teks yang terdapat dalam manuskrip Voynich sesungguhnya ditulis dalam bahasa Ukrainia dengan seluruh huruf hidupnya dihilangkan. Namun dengan metode ini, terjemahan yang dihasilkan sepertinya tidak masuk akal. Seperti satu kalimat yang berbunyi : "Emptiness is that what Baby God's Eye is fighting for" sama sekali tidak sesuai dengan ilustrasi yang ada pada halamannya.

Pada tahun 1987, seorang ahli fisika bernama Leo Levitov menyatakan bahwa manuskrip tersebut dihasilkan oleh kaum Cathar, sebuah sekte yang dianggap sesat pada abad pertengahan di Perancis. Menurut Levitov, huruf yang digunakan adalah campuran dari berbagai bahasa, yaitu Belanda, Jerman dan Perancis kuno. Walaupun sepertinya masuk akal, namun hasil terjemahan yang dihasilkan Levitov tidak juga menjadi masuk akal jika dibandingkan dengan sejarah ataupun teologi kaum Cathar.

Manuskrip Voynich - Hoax
Setelah menjalani puluhan tahun penelitian, ada satu teori yang saat ini dianggap paling masuk akal, yaitu bahwa manuskrip Voynich hanyalah sebuah hoax atau rekayasa.

Klaim ini pada awalnya datang dari seorang psikolog dan dosen ilmu komputer dari universitas Keele di Inggris yang bernama Gordon Rugg. Ia mempublikasikan penemuannya pada jurnal cryptologia pada tahun 2004.

Selama tiga bulan, Rugg, meneliti manuskrip misterius tersebut tanpa hasil hingga ia sampai pada kesimpulan bahwa manuskrip tersebut hanyalah sebuah hoax. Kesimpulan ini membuat para Voynichologist terkesan. Mereka yang selama bertahun-tahun mencoba memecahkan misteri manuskrip ini tanpa hasil tiba-tiba merasa bahwa ini adalah jawaban yang masuk akal.

Rugg sampai pada kesimpulan ini setelah melihat struktur bahasa yang aneh pada manuskrip ini. Misalnya pada folio 78R, dengan menggunakan model pemecahan versi Rugg, akan terbaca : qokedy qokedy dal qokedy qokedy.

Kata qokedy diulang hingga empat kali dalam sebuah kalimat pendek. Pengulangan seperti ini merupakan hal yang tidak pernah ditemukan dalam bahasa manusia. Terlalu aneh, jadi pastilah manuskrip ini hanyalah sebuah hoax, demikian kesimpulan Rugg. Kesimpulan ini memang tidak pernah terpikirkan sebelumnya oleh peneliti lain.

Kemudian Rugg mulai mencari pemecahan lebih lanjut berdasarkan atas asumsi hoax. Ia kemudian bertanya pada dirinya sendiri. Jika saya tinggal di abad 16 dan ingin membuat sebuah buku yang misterius namun tidak terpecahkan, bagaimanakah cara yang paling murah dan gampang ?

Ia lalu menemukan sebuah peralatan yang disebut Cardan Grille yang pertama kali dideskripsikan pada tahun 1550 oleh Girolamo Cardano. Menurut Rugg, apabila menggunakan alat itu, seseorang yang cukup cerdas dapat menulis satu halaman manuskrip Voynich dalam satu atau dua jam yang berarti dapat menyelesaikan satu buku dalam waktu tiga atau empat bulan termasuk ilustrasi-ilustrasinya.

Rugg bahkan berani menyimpulkan bahwa manuskrip ini dibuat oleh seorang alchemist Inggris bernama Edward Kelley.

Lalu pertanyaannya, jika manuskrip ini hanyalah sebuah rekayasa, mengapa seseorang mau bersusah payah membuatnya ? Rugg punya jawabannya, yaitu uang.

Menurut catatan sejarah, Raja Roma, Rudolph II yang diperlihatkan manuskrip tersebut pertama kali begitu tertarik dengan keindahan buku tersebut sehingga memutuskan untuk membelinya seharga 600 Dukat Emas, atau sekitar $50.000 zaman sekarang. Jumlah uang yang cukup besar bagi sang perekayasa.

Pada tahun 2007, hipotesis Rugg didukung oleh dua kriptolog terkenal bernama Andreas Schinner dan Claude Martin.

Manuskrip Voynich - Sekarang
Walaupun kesimpulan Rugg cukup masuk akal, namun argumennya tidak begitu saja diterima oleh Voynichologist lainnya. Menurut mereka, bisa saja manuskrip tersebut dibuat untuk menyimpan pesan rahasia dalam kalimat-kalimat yang tidak teratur. Rugg tidak membantah kemungkinan ini.

Pada tahun 1961, manuskrip Voynich dibeli oleh H.P Kraus senilai $24.500. Manuskrip itu kemudian didonasikan ke universitas Yale pada tahun 1969 dan disimpan dengan rapi di perpustakaan Yale hingga saat ini.

Jadi apakah misteri manuskrip Voynich sudah terpecahkan ? Saya menyerahkan kepada anda untuk menilainya. Namun menurut saya, misteri Voynich tidak akan benar-benar terpecahkan sebelum kita mengidentifikasi penulis sesungguhnya.


(wikipedia, crystalinks.com, wired.com, scientificamerican.com)

Read More......

Misteri segitiga bermuda

Dalam satu abad terakhir ini diperkirakan sekitar 50 kapal laut dan 20 pesawat terbang menghilang secara misterius di suatu wilayah yang disebut segitiga bermuda. Tidak heran banyak orang menyebut wilayah ini dengan nama segitiga setan. Setelah hampir satu abad berlalu, adakah misteri yang masih tersisa dari segitiga bermuda ?



Segitiga bermuda membentang di lautan Atlantik yang dibatasi oleh garis yang menghubungkan Florida, pulau bermuda dan puerto rico. Luasnya sekitar 1,2 juta km2. Misterinya dimulai ketika banyak kapal laut, perahu dan pesawat terbang menghilang secara misterius di wilayah ini. Menurut para peneliti, di wilayah ini hukum fisika dilanggar habis-habisan.

Bahkan hingga kini, segitiga bermuda masih sering menjadi topik favorit buku-buku novel dan film-film Holywood. Kisahnya tidak pernah habis dibahas di situs-situs paranormal dan misteri, termasuk di blog ini.

Nama segitiga bermuda awalnya datang dari seorang wartawan bernama Vincent Gaddis yang menulis artikel berjudul "The deadly bermuda triangle" yang terbit pada FebruarI 1964 di majalah Argosy. Namun Legenda ini dihidupkan dan dipopulerkan oleh seorang penulis bernama Charles Berlitz yang menulis buku berjudul "The Bermuda Triangle" pada tahun 1974.

Salah satu kisah pertama mengenai misteri ini adalah peristiwa yang terjadi pada tahun 1918. Pada saat itu sebuah kapal bernama USS Cyclops yang memiliki panjang 542 kaki dan membawa batubara untuk angkatan laut Amerika sedang berlayar dari Salvador ke Maryland. Kapal itu tidak pernah sampai ke tujuan. Para pencari hanya menemukan keterangan bahwa kapal itu berlabuh di Barbados pada tanggal 3 dan 4 Maret untuk menambah persediaan. Setelah itu, hilang tanpa jejak.

Kisah lain yang populer adalah misteri hilangnya 5 pesawat militer Amerika (flight 19) pada tanggal 5 Desember 1945. Pada hari itu, 5 pesawat pembom Avenger berangkat dari pangkalan angkatan laut di Fort Lauderdale, Florida pada pukul 2:10 sore. Kelima pesawat itu dikemudikan oleh para prajurit penerbang dengan dipimpin oleh Lt. Charles Taylor.

Satu setengah jam kemudian, Lt Robert Cox di pangkalan menerima transmisi radio dari Lt. Charles Taylor yang mengatakan bahwa kompasnya berhenti bekerja dan ia kebingungan menentukan arah. Selama beberapa jam berikutnya, pangkalan masih bisa menerima komunikasi radio dari lima pesawat itu hingga komunikasi terputus total pada pukul 7:04 malam.

Dua pesawat kemudian diperintahkan terbang untuk mencari kelima pesawat itu. Salah satu pesawat pencari tidak pernah kembali ke pangkalan. Sang penolong telah bergabung dengan kelima pesawat tersebut, menghilang begitu saja.

Misteri ini telah membuat berbagai teori muncul ke permukaan. Menurut para ufolog, di dasar laut Atlantik tempat segitiga bermuda ada markas alien yang menculik para kapal dan pesawat. Menurut para penganut new age, pesawat dan kapal menghilang karena residu kristal yang berasal dari pulau Atlantis yang misterius. Menurut para spiritualis, segitiga bermuda adalah pintu menuju dimensi keempat.

Menurut peneliti yang lebih rasional, fenomena ini bisa disebabkan karena gangguan elektromagnetik. Bagi para skeptis, yang paling bertanggung jawab adalah cuaca buruk, ketidakberuntungan, bajak laut, navigator yang inkompeten dan human error.

Menarik, karena teori-teori tersebut tidak berakhir sampai disana. Seorang Psikiater bernama Dr Kenneth McCall memiliki teori lain. Ia melacak sejarah segitiga bermuda hingga ratusan tahun sebelumnya dan menemukan bahwa wilayah itu dulunya adalah tempat lalu lalangnya kapal pedagang barat. Dan ia menemukan satu fakta mengejutkan. Pada masa perdagangan budak, diperkirakan 10 juta budak dibuang ke laut itu, apakah karena mereka terkena penyakit, atau karena hukuman.

Menurut Dr McCall, arwah 10 juta budak itu dapat mengacaukan pikiran para pilot atau navigator yang melintas. Hmm. lumayan masuk akal.

Misteri segitiga bermuda terus berlanjut hingga tahun 2000. Pada saat itu sebuah kapal Inggris yang tenggelam 70 tahun sebelumnya (bukan di segitiga bermuda) berhasil diangkat dari dasar laut. Kapal ini terbukti menjadi kunci pengungkapan misteri Segitiga bermuda yang lebih rasional, yaitu gas Metana.

Menurut mereka di wilayah tertentu di lautan, kadang gas metana tersembur keluar dari dasar laut. Naiknya gas ini ke permukaan menyebabkan berkurangnya kepadatan air laut dan akan menyebabkan apapun yang ada di permukaan laut tenggelam. Bahkan jika para awak kapal terjun ke permukaan dengan pelampung, tetap saja mereka akan tenggelam.

Dan di wilayah segitiga bermuda, ditemukan beberapa bagian dimana gas metana biasa menyembur ke permukaan laut. Ini memang bisa menjelaskan penyebab tenggelamnya kapal laut. Tapi masih belum bisa menjelaskan penyebab hilangnya pesawat terbang.

Kemudian pada tahun 1975, seorang bernama Larry Kusche yang berprofesi sebagai pustakawan di Arizona State University meneliti misteri ini dengan sungguh-sungguh dan mendapatkan kesimpulan yang sangat berbeda. Menurutnya, tidak ada misteri di segitiga bermuda. Ia menulis hasil penyelidikannya dalam sebuah buku berjudul "The Bermuda Triangle Mystery - Solved".

Ia menemukan banyak laporan kecelakaan di segitiga bermuda tidak dilaporkan secara akurat. Contoh, ia menemukan satu laporan mengenai kapal yang tiba-tiba hilang di lautan yang tenang, padahal kenyataannya lautan saat itu sedang dilanda badai.

Di bagian lain, ia menemukan banyak kisah yang ditulis mengenai kapal-kapal yang menghilang secara misterius. Padahal kenyataannya bangkai kapal-kapal tersebut ditemukan dan penyebab tenggelamnya sudah dapat dijelaskan.

Dalam kasus lain ia menemukan seorang penulis menyebutkan satu kapal hilang di segitiga bermuda. Padahal sesungguhnya kapal tersebut tenggelam 3.000 mil jauhnya dari segitiga bermuda.

Lagipula dengan luas 1,2 juta km2 (9 kali pulau jawa) dan lalu lintas pelayaran yang padat, adalah hal yang wajar apabila ada beberapa kapal yang tenggelam disitu. Lagipula pesawat dan kapal yang tenggelam beberapa puluh tahun yang lalu memang belum memiliki sistem navigasi yang memadai.

Setelah hampir satu abad, pertanyaannya adalah, apakah masih ada misteri yang tersisa dari segitiga bermuda. Kelihatannya yang masih menjadi misteri adalah bagaimana segitiga bermuda bisa menjadi misteri.

Mungkin kisah dan cerita yang kita dapatkan memang bercampur aduk dengan imajinasi manusia. Mungkin Larry Kusche memang benar. Tidak ada misteri di segitiga bermuda. Lagipula insiden terakhir yang terjadi adalah pada tanggal 22 Desember 1967, 42 tahun yang lalu.

Jika itu kenyataannya, saya turut bersimpati untuk para penggemar misteri segitiga bermuda yang berduka.


(wikipedia)

Read More......

Misteri garis-garis Nazca

Nazca Lines merupakan serangkaian gambar berukuran raksasa yang terdapat di Gurun Nazca, Peru. Gambar-gambar tersebut memiliki ukuran begitu besar sehingga hanya dapat dilihat secara jelas dari udara. Diperkirakan, Gambar-gambar ini dibuat antara tahun 200 SM hingga 700 M.


Nazca Lines memiliki bermacam-macam bentuk. Sebagian merupakan garis-garis lurus panjang dan menyilang satu sama lain. Memang terkesan tidak beraturan, tetapi adanya garis lurus yang sangat panjang di sebuah gurunpun sudah merupakan keunikan tersendiri.

Bukan hanya itu, yang lebih menakjubkan lagi, beberapa sketsa Nazca Lines merupakan gambar-gambar yang memiliki bentuk serta presisi yang luar biasa.

Sebagian dari gambar tersebut berbentuk sketsa bangunan geometrik. Namun yang paling terkenal dari semuanya adalah gambar-gambar hewan, di antaranya : laba-laba (45 meter), monyet (55 meter), burung Condor (140 meter), kadal (180 meter), burung kolibri (50 meter), paus (65 meter), dan yang terbesar, burung bangau (270 meter). Total area yang meliputi seluruh Nazca Lines terbentang hingga seluas 500 kilometer persegi.


Keunikan lain dari Nazca Lines adalah, sketsa-sketsa raksasa tersebut tidak hanya terdapat di tanah yang datar, tetapi juga di daerah perbukitan. Contohnya bisa dilihat di foto citra satelit di bawah ini. Citra ini pertama kali ditemukan oleh peneliti Jepang dan menunjukkan adanya Nazca Lines di daerah yang sama sekali tidak landai.


Dengan ukuran yang luar biasa besar dan presisi yang luar biasa, sepertinya hampir mustahil garis-garis ini hanya dibuat dengan peralatan yang primitif. Misteri inilah yang masih menyisakan teka-teki bagi para peneliti, memberikan ruang kepada mereka untuk berspekulasi.

Jim Woodman misalnya, mengatakan bahwa Nazca Lines dibuat oleh penduduk setempat dengan menggunakan bantuan balon untuk melihat gambar dari udara. Teori ini mendapat banyak kritikan karena kurangnya bukti seperti adanya sisa-sisa balon udara di sekitar Nazca Lines. Woodman sepertinya masih mengikuti cara berpikir modern yang mengisyaratkan perlunya pandangan dari udara untuk membuat garis itu.

Namun, perkembangan terbaru menunjukkan bahwa Nazca Lines kemungkinan besar dibuat oleh penduduk setempat hanya dengan peralatan sederhana tanpa bantuan penglihatan dari udara.

Adalah Joe Nickell, seorang peneliti dari University of Kentucky yang pertama kali menemukan adanya batang kayu di sekitar lokasi Nazca Lines. Dari analisis karbon yang dilakukan, diketahui bahwa batang kayu tersebut berumur sama dengan gambar-gambar raksasa di Nazca Lines.

Joe Nickell kemudian mencoba untuk membuat tiruan sketsa Nazca Lines. Ternyata, dengan peralatan yang sederhana dan perencanaan yang matang, sebuah tim kecil dapat membuat gambar yang paling besar sekalipun hanya dalam hitungan hari. Caranya sangat sederhana, yaitu dengan menyingkirkan lapisan kerikil yang menutupi Gurun Nazca.

Kerikil dan batu yang terdapat di Gurun Nazca memiliki kandungan oksida besi yang membuat daratan di sana terlihat agak gelap. Ketika lapisan kerikil tersebut diangkat, maka lapisan tanah di bawahnya yang berwarna kontras akan memberikan kesan garis/gambar.


Lalu, jika dibuat hanya dengan menyingkirkan kerikil, mengapa Nazca Lines bisa bertahan begitu lama ? Jawabannya adalah karena kondisi Gurun Nazca yang kering, hampir tidak berangin, dan memiliki cuaca konstan sepanjang tahun.

Jika cara dibuatnya Nazca Lines sudah mulai menemukan titik terang, maka yang masih menjadi misteri adalah tujuan dibuatnya sketsa-sketsa raksasa itu.

Ada beberapa teori yang diajukan para ilmuwan mengenai tujuan pembuatan Nazca Lines. Salah satu teori yang mungkin paling terkenal (walaupun juga paling diragukan kebenarannya) diajukan oleh Erich von Daniken.

Dalam bukunya yang berjudul Chariots of the Gods, penulis Swiss tersebut mengatakan bahwa Nazca Lines merupakan tempat mendaratnya pesawat alien. Sketsa gambar yang ada merupakan ‘sinyal’, sedangkan garis-garis lurus yang terbentuk di sekitarnya merupakan ‘landasan’.


Namun, teori ini mendapat banyak kritikan karena tidak didasarkan atas bukti arkeologis yang kuat.

Peneliti lain bernama Robert Bast menduga bahwa Nazca Lines dibuat sebagai monumen untuk mengenang banjir besar yang pernah melanda kawasan tersebut. Ini terlihat dari gambar-gambar hewan yang terlihat seperti kumpulan mayat.

Lalu, ada lagi Michael Coe yang menyatakan bahwa Nazca Lines dibuat sebagai tempat diselenggarakannya ritual. Lalu ada Maria Reiche yang mengatakan bahwa gambar-gambar raksasa tersebut merupakan gambaran konstelasi bintang seperti Orion dan Ursa Mayor. Yang lain mengatakan bahwa sketsa Nazca Lines merupakan ‘pesan dalam botol’ (message in the bottle) yang ingin disampaikan ke generasi selanjutnya. Dan sebagian lagi mengatakan, gambar-gambar Nazca Lines dibuat penduduk Nazca agar para dewa dapat melihat mereka dari atas.

Walaupun tujuan pembuatan Garis Nazca masih menjadi misteri, namun ada satu hal menarik mengenai wilayah ini, yaitu ditemukannya sebuah kota bernama Cahuachi di sebelah selatan kawasan Nazca Lines.


Kota ini diperkirakan dibangun hampir 2.000 tahun yang lalu, namun ditinggalkan 500 tahun kemudian karena berbagai bencana alam yang terjadi. Sebelum meninggalkan kota tersebut, penduduk setempat menutupinya dengan pasir sehingga Cahuachi menjadi kota yang tersembunyi.

Para peneliti yang mengeksplorasi Cahuachi menemukan bahwa kota tersebut memiliki peradaban yang tinggi. Ini terlihat dari lukisan-lukisan di artefaknya serta penemuan mumi-mumi manusia. Kajian lebih jauh atas Cahuachi diharapkan dapat memberikan petunjuk yang lebih jelas tentang Nazca Lines.

Saat ini Nazca Lines sudah ditetapkan UNESCO sebagai salah satu Daftar Warisan Dunia (World Heritage Site). Namun sayangnya, keberadaan kawasan tersebut terancam oleh perubahan cuaca dunia serta polusi dan penebangan hutan liar di daerah sekitarnya. Dengan kedalaman garis yang hanya 10 hingga 30 cm, Nazca Lines bisa tersapu bersih jika terjadi hujan deras. Artikel berikutnya akan dimuat Rumah Misteri.

(Sacred-destination.com, viewzone.com, world-mysteries.com, wikipedia)

Read More......

Misteri paramida di Cina

Selama puluhan tahun, ada sebuah legenda, atau boleh dibilang rumor, yang beredar di dunia barat kalau di sebuah lokasi terpencil di Cina, ada banyak piramida misterius yang bahkan lebih besar dibanding piramida Mesir.



Selama puluhan tahun, pemerintah Cina dan para arkeolognya telah menyangkal keberadaan piramida-piramida ini, dan penyangkalan ini malah membuat dunia barat semakin tertarik untuk menyelidikinya.

Apakah benar ada piramida di Cina?

Apa yang sesungguhnya tersimpan di dalam piramida-piramida ini?

Mengapa pemerintah Cina menyangkal keberadaannya?

Namun, pada masa space imaging dan google earth, sekarang kita bisa tahu kalau piramida-piramida Cina benar-benar ada, bahkan berjumlah hingga 100 buah. Piramida-piramida ini terletak di propinsi Xaanshi di dekat kota kuno Xian.

The Great White Pyramid
Pada tahun 1983, Bruce Cathie, seorang penulis selandia baru mengaku kalau pemerintah Cina telah mengungkapkan kepadanya kalau piramida-piramida itu benar-benar ada. Namun tidak ada yang misterius, piramida-piramida itu hanyalah kuburan para kaisar.

Dalam bukunya yang berjudul The Bridge to Infinity (1983), Cathie menceritakan asal mula piramida Cina ini mulai dikenal di dunia barat. Semuanya bermula dari pengalaman seorang pilot angkatan udara Amerika bernama James Gaussman.

Saat itu, tahun 1945, Gaussman sedang terbang di antara India dan Cina dalam misi rutinnya. Ketika mesin pesawatnya mengalami masalah, ia harus menurunkan ketinggian. Pada saat itulah ia melihat piramida raksasa Cina yang misterius.

Dalam laporannya, ia mengatakan:
"Aku menerbangkan pesawat mengitari sebuah gunung dan kemudian kami masuk ke lembah. Tepat dibawah kami, terlihat sebuah piramida putih raksasa yang seakan-akan muncul dari negeri dongeng. Piramida itu putih gemerlapan. Mungkin terbuat dari logam atau bebatuan jenis tertentu. Seluruh sisinya berwarna putih. Namun yang paling menarik adalah batu di puncak piramida tersebut - sebuah material berharga seperti mutiara. Aku benar-benar takjub dengan kedashyatan bangunan itu."
Saat itu, boleh dibilang kalau piramida hanya identik dengan Mesir. Jadi, seharusnya laporan Gausmann bisa menarik perhatian lebih banyak peneliti di barat. Namun, Laporan Gaussman hanya berakhir di dalam arsip militer Amerika.

Dua tahun setelah laporan Gausmann, piramida Cina kembali muncul ke permukaan. Kolonel Maurice Sheahan, direktur Trans World Airline mengaku kalau ia juga melihat piramida raksasa Cina itu. Kesaksian Sheahan dimuat di harian New York Times pada 28 Maret 1947 dengan judul artikel "Penerbang Amerika melihat piramida raksasa Cina di pegunungan terpencil di barat daya Xian".

Dalam artikel tersebut, Sheahan mengatakan kalau piramida ini memiliki tinggi 300 meter dengan lebar 450 meter. Jika perkiraan ini akurat, maka piramida ini mengalahkan ukuran piramida Mesir yang hanya memiliki tinggi 135 meter.

Sheahan juga mengatakan kalau piramida ini terletak di lembah di kaki gunung Qin Ling sekitar 40 mil barat daya Xian. Di dekat piramida raksasa tersebut, ia melaporkan adanya ratusan gundukan kecil yang juga mirip dengan piramida. Namun kesaksian Sheahan tidak menyebutkan adanya batu seperti mutiara di puncak piramida.

Dua hari setelah artikel itu dimuat di New York Times, Kisah ini dimuat kembali di New York Sunday News. Kali ini mereka menampilkan sebuah foto piramida yang belakangan diketahui sebagai foto yang diambil oleh Gaussman tahun 1945.

Sejak saat itu bangunan ini menjadi objek perdebatan dan spekulasi.

Siapa yang membangunnya?

Untuk apa bangunan itu dibuat?

Tidak ada yang benar-benar tahu pasti karena saat itu, Cina menutup diri dari dunia luar.

Terobosan pertama baru datang beberapa puluh tahun kemudian dari seorang penulis Jerman bernama Hartwig Hausdorf. Dalam bukunya yang terbit tahun 1994 berjudul Die Weisse Pyramide (The white pyramid), ia menampilkan banyak foto piramida-piramida Cina. Hausdorf mengaku kalau ia telah diijinkan oleh pemerintah Cina untuk mengunjungi beberapa lokasi yang dahulunya terlarang untuk mengambil foto-foto tersebut.


Sekarang, piramida-piramida Cina sudah bukan rahasia lagi. Kita bisa melihat piramida-piramida ini dari google earth dan bahkan kita bisa mengunjungi langsung lokasi tersebut.

Berbeda dengan piramida Mesir yang terbuat dari batu-batu besar, piramida Cina boleh dibilang terbuat dari gundukan tanah yang dipadatkan yang dibuat sebagai kuburan para kaisar. Dua diantara piramida yang terbesar dan paling terkenal adalah Qin Shi Huang Mausoleum dan Maoling Mausoleum.

Qin Shi Huang Mausoleum
Mausoleum ini adalah piramida Cina yang terbesar. Tinggi awalnya adalah 76 meter, namun seiring dengan berjalannya waktu, piramida ini terkikis sehingga tinggal 47 meter. Dasarnya memiliki ukuran 357 meter X 354 meter.


Tempat ini adalah peristirahatan terakhir kaisar Qin Shi huang, raja pertama dinasti Qin yang membangun tembok cina dan menyatukan seluruh Cina pada tahun 221 SM.


Di dekat piramida ini juga, pada tahun 1974, tiga orang petani yang ingin membuat sumur tanpa sengaja menemukan parit-parit berisi patung-patung teracotta yang sekarang merupakan salah satu lokasi arkeologi paling termahsyur di dunia.


Menurut buku "Records of the Historian: Biography of Qin Shi Huang", sejarawan Sima Qian (145-90 SM) menyebutkan kalau mausoleum ini memiliki ruangan-ruangan yang berisi miniatur-miniatur istana dan paviliun dengan kolam air raksa yang mengalir di bawah langit-langit bertahtahkan permata yang membentuk gambar matahari, bulan dan bintang.

Dengan kata lain, isi mausoleum ini menunjukkan replika dari kerajaan sang kaisar lengkap dengan lima gunung suci di dalamnya.


Para peneliti Cina yang meneliti kandungan tanah di sekitar mausoleum memang menemukan adanya kandungan raksa yang cukup tinggi. Ini mengkonfirmasi kredibiltas tulisan Sima Qian. Menurut catatan Sima Qian, makam ini dibangun ketika Qin Shi Huang masih berusia 13 tahun. Pengerjaannya menggunakan hingga 700.000 pekerja dan diselesaikan dalam 20 tahun.

Para pekerja memindahkan tanah hingga sama tinggi dengan level air di dalam tanah, lalu lantainya dilapisi dengan perunggu cair yang kemudian ditimpa dengan batu sarkofagus. Ketika pengerjaannya selesai, seluruh pekerja yang mengetahui jalan masuk ke makam ini dibunuh untuk menjaga kerahasiaannya.

Hingga hari ini, piramida ini masih menyimpan rahasianya karena pemerintah Cina belum membongkarnya dengan alasan takut merusak beberapa bagian berharga dari kuburan itu.

Maoling Mausoleum
Mausoleum ini, yang kadang disebut piramida putih besar, memiliki ukuran dasar 222 meter X 217 meter. ini membuatnya menjadi piramida terbesar kedua di Cina.

Piramida ini adalah piramida yang fotonya terpampang di surat kabar New York Sunday news tahun 1947. Dengan kata lain, piramida inilah yang telah dilihat oleh Sheahan, dan mungkin juga oleh Gaussman. Namun, sepertinya Sheahan telah keliru memperkirakan tingginya karena piramida ini ternyata hanya memiliki tinggi sekitar 45 meter.


Mausoleum ini merupakan tempat peristirahatan terakhir Kaisar Wu yang bernama Liu Che (atau Wu Di) yang memerintah dari tahun 157-87 SM. Ini berarti piramida tersebut telah berusia 2.000 tahun lebih.

Sejarah mencatat kalau dibutuhkan waktu hingga 53 tahun untuk menyelesaikan bangunan ini dan di dalamnya tersimpan banyak objek berharga. Berbeda dengan mausoleum Qin Shi Huang, mausoleum ini telah diekskavasi dan sebagian artefak berharganya disimpan di museum dan dipamerkan.

Walaupun telah diketahui kalau piramida ini sama dengan piramida di foto yang muncul tahun 1947, banyak peneliti masih dibingungkan dengan satu misteri. Menurut Gaussman, ia mengaku melihat adanya material seperti mutiara di puncak piramida itu. Namun, kita dapat melihat kalau puncak piramida ini ternyata datar, seperti terpotong.

Apakah Gausmann berbohong?

Atau, apakah seseorang telah memindahkan puncak piramida tersebut?

Atau mungkin, di suatu tempat di Cina masih ada piramida putih raksasa setinggi 300 meter dengan puncak berkilau yang belum ditemukan?

(wikipedia, cultural-china.com, unexplainedearth.com)

Read More......

Apakah mayat berjalan Toraja tertangkap kamera?

Tulisan ini benar-benar terlambat. Namun, walaupun sudah sering dan bahkan sudah cukup lama diberitakan, saya masih menerima email pertanyaan mengenai mayat berjalan tanah Toraja. Awalnya, saya sama sekali tidak berniat untuk menulis soal ini karena saya enggan mengomentari soal-soal mistik. Tapi, sepertinya pertanyaan yang masuk rata-rata berkisar pada masalah foto. Jadi, saya menghabiskan dua hari ini untuk mencari informasi mengenai Toraja dan berusaha menjawab pertanyaan apakah foto itu menunjukkan mayat yang berjalan di tanah Toraja?



Jadi, sayapun memutuskan untuk menulis soal ini. Namun, saya hanya akan membatasi soal foto sang mayat. Ada dua pertanyaan yang akan saya jawab.
  1. Apakah foto itu menunjukkan prosesi mayat yang sedang berjalan?
  2. Kalau tidak menunjukkan mayat yang sedang berjalan, prosesi apakah yang sedang tergambar di foto tersebut?
(Warning: Tulisan ini berisi foto-foto yang kurang menyenangkan untuk dilihat. Jadi, kalau kalian yang membaca ini sedang makan, sebaiknya kalian selesaikan dulu, baru membaca)

Sebelumnya, mari kita lihat kutipan dari kisah yang beredar luas. Ada beberapa versi yang beredar. Namun, saya akan mengutip dari email yang saya terima dari pembaca.
Konon disebuah gua di desa Sillanang sedjak tahun 1905 telah ditemukan majat manusia jang utuh, tidak busuk sampai sekarang. Majat itu tidak dibalsem seperti jang dilakukan orang-orang Mesir Purba bahkan tidak diberi ramuan apapun. Tapi bisa tetap utuh.

Menurut pendapat Tampubolon, kemungkinan ada sematjam zat digua itu jang chasiatnja bisa mengawetkan majat manusia. Kalau sadja ada ahli geologi dan kimia jang mau membuang waktu menjelidiki tempat itu, agaknja teka teki gua Sillanang dapat dipetjahkan.

Di samping majat jang anti husuk, ada pula majat manusia jang bisa berdjalan diatas kedua kakinja, bagaikan orang hidup jang tidak kurang suatu apa. Kalau mau ditjari djuga perbedaannja, ada, tapi tidak begitu kentara. Konon menurut Tampubolon, sang majat berdjalan kaku dan agak tersentak-sentak.

Dan dalam perdjalanan itu ia tidak bisa sendirian, harus ditemani oleh satu orang hidup jang mengawalnja, sampai ketudjuan achir jaitu rumahnja sendiri. Mengapa harus demikian?

Tjeritanja begini. Orang-orang Toradja biasa mendjeladjah daerahnja jang bergunung-gunung dan banjak tjeruk itu hanja dengan berdjalan kaki. Dari zaman purba sampai sekarang tetap begitu. Mereka tidak mengenal pedati, delman, gerobak atau jang sematjamnja. Nah dalam perdjalanan jang berat itu kemungkinan djatuh sakit dan mati selalu ada.

Supaja majat tidak sampai ditinggal didaerah jang tidak dikenal (orang Toradja menghormati roh setiap orang jang meninggal) dan djug supaja ia tidak menjusahkan manusia lainnja (akan sangat tidak mungkin menggotong terus-menerus djenazah sepandjang perdjalanan jang makan waktu berhari-hari), maka dengan satu ilmu gaib, mungkin sedjenis hipnotisme menurut istilah saman sekarang, majat diharuskan pulang berdjalan kaki dan baru berhenti bila ia sudah meletakkan badannja didalam rumahnja sendiri.
Tulisan di atas kemudian disertai dengan sebuah foto.


Membaca kalimat di atas, saya cukup heran dengan ejaan yang digunakan. Namun, ternyata berita tersebut memang dimuat di berbagai blog dengan ejaan seperti itu. Mengapa ini bisa terjadi?

Jawabannya cukup sederhana.
Tulisan ini pertama kali dimuat di internet oleh torajacybernews.blogspot.com dan disitu disebutkan kalau tulisan itu adalah saduran dari sebuah tulisan lama bertanggal 19 Februari 1972.

Ejaan yang kita kenal sekarang atau Ejaan yang disempurnakan (EYD) diresmikan penggunaannya pada tanggal 16 Agustus 1972. Dengan demikian, cerita di atas masih menggunakan ejaan sebelumnya, yaitu ejaan Republik.

Jadi, sekarang kalian tahu mengapa tulisan di atas menggunakan ejaan yang cukup asing.

Karena itu pula, foto tersebut tidak berkaitan dengan isi tulisan itu karena foto tersebut jelas bukan berasal dari kamera tahun 1972.

Nah, sekarang masuk ke pertanyaan pertama: apakah foto di atas menunjukkan foto mayat berjalan?

Menurut saya Tidak.

Apa yang terjadi sebenarnya adalah sebuah prasangka. Bayangkan, sebuah artikel mengenai mayat berjalan yang disertai sebuah foto mayat yang sedang berdiri. Bukankah itu akan membuat kita menganggapnya sebagai foto mayat berjalan? Walaupun sebenarnya belum tentu.

Contoh lain: Misalnya, ada sebuah berita mengenai seorang perampok yang tertangkap polisi. Lalu pada berita tersebut, dilampiri sebuah foto yang menunjukkan seorang pria bertampang sangar. Apa yang terpikir oleh kalian?

Kalian akan menganggap pria itu sebagai perampok yang tertangkap. Padahal bisa saja ia adalah polisi berpakaian preman yang telah menangkap perampok itu.

Soal prasangka seperti ini sudah pernah saya bahas sedikit di postingan mengenai penemuan jejak tapak kaki raksasa di Aceh.

Coba lihat foto di atas. Ada dua hal yang bisa menjadi petunjuk.

Pertama, mayat wanita tersebut terlihat seperti mumi. Ini artinya ia telah meninggal dalam waktu yang cukup lama.


Kedua, pada foto itu, terlihat adanya sebuah peti mati di kanan bawah. Peti mati tersebut terlihat kotor. Ini menunjukkan kalau peti mati itu telah digunakan untuk waktu yang cukup lama.

Kedua petunjuk ini bertentangan dengan cerita mengenai mayat berjalan di atas. Di cerita itu, dikisahkan kalau orang Toraja yang merantau dan meninggal dalam perjalanannya, supaya tidak meninggal di tanah asing dan tidak merepotkan orang lain, dengan suatu ilmu gaib akan dibuat berjalan sendiri hingga sampai ke rumahnya untuk mendapatkan proses pemakaman yang layak.

Itu artinya, mayat berjalan Toraja adalah mayat yang masih baru meninggal dan belum pernah ditaruh ke dalam peti. Ini tidak sesuai dengan foto yang kita miliki.

Lagipula, torajacybernews tidak pernah menyebutnya sebagai foto mayat berjalan.

Lalu, pertanyaan keduanya. Jika bukan menunjukkan mayat berjalan, prosesi apakah yang ditunjukkan oleh foto di atas?
Saya percaya kalau foto tersebut menunjukkan bagian dari tradisi Toraja yang disebut Ma'nene, sejenis tradisi penghormatan kepada leluhur yang telah meninggal. Bagian dari tradisi ini adalah mengeluarkan jenazah anggota keluarga yang telah lama meninggal dari makam dan mengganti pakaiannya sebagai bentuk penghormatan kepada mereka.

Tradisi Ma'nene pernah ditulis secara singkat oleh liputan6.com pada bulan Agustus 2005. Dari tulisan yang dibuat oleh Liputan6.com tersebut, sepertinya ada deskripsi yang mirip dengan apa yang tergambar di foto kita. Ini kutipannya:
Kini, tiba saatnya keluarga Tumonglo menjalani ritual inti dari Ma`nene. Di bawah kuburan tebing batu Tunuan, keluarga ini berkumpul menunggu peti jenazah nenek Biu--leluhur keluarga Tumonglo yang meninggal dunia setahun lalu--diturunkan. Tak jauh dari tebing, kaum lelaki saling bergandengan tangan membentuk lingkaran sambil melantunkan Ma`badong. Sebuah gerak dan lagu yang melambangkan ratapan kesedihan mengenang jasa mendiang yang telah wafat sekaligus memberi semangat pada keluarga almarhum.

Bersamaan dengan itu, peti jenazah pun mulai diturunkan dari lubang batu secara perlahan-lahan. Peti kusam berisi jasad nenek Biu. Keluarga Tumonglo mempercayai bahwa ada kehidupan kekal setelah kematian. Sejatinya kematian bukanlah akhir dari segala risalah kehidupan. Karena itu, menjadi kewajiban bagi setiap keluarga untuk mengenang dan merawat jasad leluhurnya meski sudah meninggal dunia beberapa tahun lalu. Dalam ritual ini, jasad orang mati dikeluarkan kembali dari tempatnya. Kemudian, mayat tersebut dibungkus ulang dengan lembaran kain baru oleh masing-masing anak cucunya.
Kutipan selanjutnya:
Acara dilanjutkan dengan membuka dua peti yang berisi jasad leluhur. Mayat yang sudah meninggal setahun yang lalu itu dibungkus ulang dengan kain baru. Perlakuan itu diyakini atas rasa hormat mereka pada leluhur semasa hidup. Mereka yakin arwah leluhur masih ada untuk memberi kebaikan.
Selain di liputan6.com, saya menemukan tulisan lain mengenai proses penggantian pakaian jenazah yang ditulis oleh Eko Rusdianto di ekorusdianto.blogspot.com. Eko bahkan melampirkan dua foto yang menunjukkan prosesi yang sangat mirip dengan yang tergambar di foto kita.

Eko menceritakan mengenai mayat yang sedang dibersihkan:
Namanya Bapak Lambaa, meninggal usia 70 tahun. Tingginya sekitar 165 cm. Keluarganya menggulung celana dengan perlahan hingga lutut. Yang lain ikut mendandani Ambe Lambaa. Pakaian usang yang dikenakannya bertahun-tahun sekarang ikut diganti. Kaos kaki, jas, celana luar dan dalam. Hingga rambut harus disisir.

Kini bapak Lambaa kembali menggunakan pakaian bersih. Perlahan-lahan ditidurkan kembali pada rumah petinya.
Jadi, bukankah foto misterius kita lebih sesuai dengan deskripsi jenazah yang sedang dibersihkan dan diganti pakaiannya dibanding mayat berjalan?

Namun, sebelumnya, saya perlu menegaskan kalau saya sama sekali tidak kesulitan menerima ide adanya ilmu gaib yang bisa membuat mayat berjalan sendiri. Jadi, tulisan ini tidak bermaksud untuk menyangkal adanya tradisi itu.

Seperti yang saya katakan di atas, semua ini hanya pendapat saya pribadi. Jika berbicara soal tradisi daerah, saya yakin, pembaca yang asli Toraja akan lebih mengerti. Jadi, jika saya melakukan kesalahan dalam tulisan ini, dengan senang hati saya menerima koreksi.

(semua sumber dan linkback sudah saya sertakan di dalam tulisan)

Read More......

Cenote Angelita - Sungai di bawah laut? Penjelasan singkat!

Awalnya, saya sama sekali tidak berniat untuk memposting soal ini. Namun sepertinya Cenote Angelita menjadi begitu terkenalnya di Indonesia sehingga saya menerima banyak sekali email yang meminta saya untuk menulis soal ini dan juga saya ingat perkataan teman saya. Karena itu harap maklum kalau tulisan ini sedikit terlambat atau bahkan sangat telat.



Saya berusaha mengumpulkan beberapa informasi mengenai Cenote Angelita sehingga kalian bisa mendapatkan informasi yang berbeda dari yang sudah kalian baca, walaupun tidak banyak yang baru. Banyak yang bertanya kepada saya apakah berita ini sebuah hoax atau bukan. Jawabannya, bukan hoax. Tapi ada beberapa hal yang harus diluruskan.

Sebelum masuk ke Cenote Angelita, kita harus mengerti arti "Cenote". Kata "Cenote" itu berasal dari kata suku maya "D'zonot" yang berarti "sebuah lubang/gua bawah tanah yang memiliki air". Sedangkan "Angelita" berarti "malaikat kecil". Jadi Cenote Angelita berarti "Gua Malaikat Kecil".

Istilah Cenote ini digunakan untuk merujuk kepada gua/lubang yang ada di semenanjung Yucatan, Mexico. Selain Cenote Angelita, di semenanjung Yucatan, ada Cenote-Cenote lainnya, seperti Cenote Aktun Ha, Cenote Calavera, Cenote Chac Mool dan lain-lain. Formasi gua-gua ini terhubung dengan laut dan terbentuk sekitar 6.500 tahun yang lalu.


Cenote-cenote ini memiliki sejarah sangat tua. Suku Maya biasa menggunakannya untuk bepergian ke kota lain. Namun baru pada abad ke-20 ketika penyelaman dan penjelajahan gua menjadi populer, Cenote-cenote ini kembali menarik perhatian.

Cenote Angelita yang sedang kita bicarakan ini terletak sekitar 17 kilometer dari Tulum. Ia memiliki diameter lubang sekitar 30 meter dengan kedalaman sekitar 60 meter. Cenote ini berada di wilayah hutan lebat yang memiliki keanekaragaman flora fauna yang cukup kaya. Bahkan Jaguar juga tinggal di hutan ini.

Karena itu sebenarnya kurang tepat kalau menyebut Cenote Angelita sebagai sungai di dasar laut. Cenote Angelita sebenarnya sebuah gua berair di tengah hutan, bukan di laut, walaupun airnya memang terhubung dengan laut.


Jika kita menyelam ke dalam Cenote Angelita, kita akan menemukan air tawar pada kedalaman 30 meter pertama yang kemudian diikuti dengan air asin pada kedalaman 60 meter. Pada kedalaman itu juga kita bisa melihat sungai dan pohon-pohon di dasarnya.

Nah, Sekarang saya akan membahas tiga karakteristik Cenote ini yang banyak membingungkan orang, yaitu :
  1. Mengapa air asin dan air tawar bisa tidak bercampur?
  2. Bagaimana bisa ada sungai di bawah laut?
  3. Bagaimana pohon bisa hidup di dalam air?
Air asin dan air tawar
Dalam deskripsinya mengenai Cenote Angelita, Anatoly Beloschin, seorang fotografer profesional mengatakan :

“We are 30 meters deep, fresh water, then 60 meters deep – salty water and under me I see a river, island and fallen leaves.."

"Di kedalaman 30 meter, air tawar, lalu pada kedalaman 60 meter, air asin, dan dibawah saya melihat sebuah sungai, pulau dan daun-daun yang jatuh."


Dari deskripsi ini, kita bisa menyimpulkan kalau air tawar berada di atas air asin. Bagaimana mungkin air asin dan air tawar tidak bercampur?

Jawabannya adalah karena sebuah fenomena yang disebut Halocline.

Halocline adalah sebuah zona vertikal di dalam laut dimana kadar garam berubah dengan cepat sejalan dengan perubahan kedalaman. Perubahan kadar garam ini akan mempengaruhi kepadatan air sehingga Zona ini kemudian berfungsi sebagai dinding pemisah antara air asin dan air tawar.


Air asin memiliki kepadatan yang lebih besar dibandingkan air tawar. Ini membuat ia memiliki berat jenis yang juga lebih besar. Karena itu wajar kalau air tawar berada di atas air asin. Ketika kedua jenis air ini bertemu, ia akan membuat lapisan halocline yang berfungsi menjadi pemisah antara keduanya. Peristiwa ini tidak terjadi di semua pantai atau bagian di laut, namun cukup umum terjadi di gua-gua air yang terhubung ke laut seperti Cenote.

Perbatasan antara air asin dan air tawar (Halocline) pada Cenote Angelita berada pada kedalaman sekitar 33 meter. Dalam kasus Cenote ini, air tawar di permukaan berasal dari air hujan.
Jika ingin lebih jelas, kalian bisa membuat halocline sendiri di rumah. Caranya, masukkan air asin ke dalam sebuah gelas hingga setengah gelas terisi. Lalu, taruh spon di atas air. Setelah itu, tuangkan air tawar perlahan-lahan ke dalam gelas. Maka lapisan halocline akan tercipta sehingga air tawar yang masuk tidak bercampur dengan air asin yang dibawahnya.

Fenomena air tawar yang terpisah dengan air asin sebenarnya bukan hal yang baru. 2.000 tahun yang lalu, seorang ahli geografi Roma bernama Strabo pernah menulis mengenai para penduduk Latakia, barat Siria, yang mengayuh perahunya sekitar 4 kilometer menjauhi pantai lalu menyelam dengan membawa kantung air dari kulit kambing dan mengambil air segar dari dalamnya untuk persediaan air minum bagi kota mereka. Mereka tahu persis tempat dimana air tawar berkumpul di laut. Hari ini, para penyelam juga bisa melakukan hal yang sama di banyak pantai di dunia.


Sungai di bawah laut
Dalam foto yang bisa kita lihat, Cenote Angelita sepertinya memiliki sungai di dasarnya. Jika benar, tentu saja akan sangat membingungkan!


Namun sebenarnya sungai tersebut hanyalah sebuah ilusi. Deskripsi yang paling tepat untuk menyebutnya, bukan sungai, melainkan kabut/awan, karena lapisan yang terlihat seperti sungai itu adalah lapisan Hidrogen Sulfida. Lapisan ini membentuk kabut/awan tebal yang membuat ilusi sungai.

Tidak banyak yang bisa menyelam sampai kedalaman ini karena lapisan ini terdapat di dasar Cenote Angelita, yaitu di kedalaman sekitar 60 meter.

Lapisan Hidrogen Sulfida ini terbentuk akibat pohon-pohon atau organisme yang membusuk di dasar Cenote. Karena itu lapisan ini memiliki bau yang tidak enak, seperti telur busuk (Mungkin sebagian dari kalian juga tahu kalau kita juga mengeluarkan gas ini ketika kita buang angin). Selain karena aktifitas bakteri pembusukan, gas ini juga bisa dihasilkan oleh aktifitas gunung berapi. Dalam kadar yang tinggi, gas ini berbahaya bagi manusia karena bisa mengganggu beberapa sistem dalam tubuh manusia.

Pohon di bawah laut

Saya banyak mendapat pertanyaan ini dan memang Ini adalah sebuah pertanyaan yang menarik. Dari foto di atas, kita bisa melihat kalau pohon di dasar Cenote Angelita mirip dengan pohon yang ada di darat. Kita tahu kalau pohon membutuhkan sinar matahari untuk fotosintesis. Jadi bagaimana mereka bisa hidup di dasar air yang gelap dan dalam?

Jawabannya atas pertanyaan ini sebenarnya sangat sederhana, yaitu: Tidak ada pohon yang hidup di dasar Cenote!

Kebanyakan dari kita salah menginterpretasikan kalimat Anatoly Beloschin. Anatoly mengatakan :

“We are 30 meters deep, fresh water, then 60 meters deep – salty water and under me I see a river, island and fallen leaves…"

"Di kedalaman 30 meter, air tawar, lalu pada kedalaman 60 meter, air asin, dan dibawah saya melihat sebuah sungai, pulau dan daun-daun yang jatuh."



Ia hanya mengatakan kalau ia melihat daun-daun yang jatuh.

Ini jelas terlihat dari foto-foto yang diambilnya kalau batang-batang pohon itu adalah pohon-pohon yang mati dan daun yang dimaksud adalah daun yang berserakan di dasar Cenote. Anatoly tidak pernah mengatakan melihat pohon hidup di dasar Cenote.

Saya juga tidak bisa menemukan satu sumber pun yang mengatakan ada pohon hidup di dalam Cenote Angelita. Lagipula, jika memang ada pohon yang hidup, mengapa Anatoly tidak mengambil fotonya?

Lalu pertanyaannya, darimana asalnya batang pohon dan daun-daunan tersebut?

Jawabannya adalah karena Cenote ini terletak di tengah Hutan. Tentu wajar kalau ada batang pohon dan dedaunan yang jatuh ke dalam dasar Cenote.

Penutup
Walaupun tidak misterius (inilah sebabnya saya tidak berniat memposting ini pada awalnya), saya akui Cenote Angelita memang indah. Namun, saya rasa tempat ini cukup berbahaya. Kita tidak tahu apa yang akan kita jumpai di tempat gelap seperti itu kan?

Mungkin kalian akan berkata kepada saya: "Brother enigma, saya adalah orang yang suka menyelam dan berpetualang. Setelah membaca tulisan ini, jiwa petualangan saya memanggil dan saya ingin pergi ke sana untuk menyelam."

Saya akan menjawab: "Tahukah kamu kalau tempat seperti itu berbahaya. Bukankah saya sudah mengatakan kalau ada gas hidrogen sulfida yang bau dan berpotensi bahaya."

"Brother, saya tidak takut dengan gas hidrogen sulfida!"

"Tapi, gua itu dalam dan gelap, Kamu kan tidak tahu bisa berjumpa dengan makhluk apa disana."

"Ah, apa sih yang bisa dijumpai, paling hewan kecil yang tidak berarti."

Baiklah kalau begitu. Jika kalian sudah memutuskan, maka saya tidak akan menahan kalian lagi. Jadi saya ucapkan selamat menyelam!


Kasih-kasih kabar ya...

(cenoteangelita.com, whoi.edu, thefreelibrary.com, candlepowerforums.com, tecdive.ru)

Read More......

Lima makhluk bumi yang mungkin bisa hidup di luar angkasa

Selalu ada pertanyaan di dalam benak kita semua: "Apakah ada makhluk hidup yang bisa tinggal dan bertahan di planet lain?" Jika kita berbicara soal manusia, mungkin tidak. Tetapi, mungkin lima makhluk bumi di bawah ini bisa.



Untuk bertahan hidup, manusia selalu membutuhkan unsur-unsur pendukung kehidupan seperti oksigen. Namun beberapa makhluk hidup yang ada di bumi ini ternyata memiliki karakteristik yang cukup unik dan karakteristik ini memungkinkan mereka untuk hidup pada kondisi ekstrim di luar angkasa.

Sekarang, mari kita lihat lima makhluk super berikut ini:

Cacing yang hidup di es Metana

Saya tahu, melihat foto di atas, kalian mungkin akan teringat dengan salah satu makhluk dalam film alien. Namun, makhluk yang terlihat cukup mengerikan di atas sebenarnya adalah makhluk bumi. Ya, ia diam di antara kita.

Makhluk itu sesungguhnya adalah seekor cacing yang hidup di lempengan es Metana yang terdorong ke permukaan dari dasar laut di dekat pantai Mexico.

Es Metana adalah sebuah gas hidrat yang terbentuk secara alami pada tekanan tinggi dan temperatur rendah di dasar laut yang dalam.

Menurut para ahli dari Pennsylvania State University, penemuan cacing ini telah membangkitkan berbagai spekulasi mengenai kehidupan di luar angkasa.

Erin McMullin, salah satu peneliti yang turut menemukan cacing tersebut berkata:

"Sangat menyenangkan ketika kita sibuk berspekulasi mengenai kehidupan di planet lain, kita malah terus menemukan bentuk kehidupan baru yang sepertinya bukan berasal dari bumi."
Lalu, jika kita memberikan sebuah tempat baru baginya di angkasa luar, dimanakah tempat yang cocok baginya?

Jawabannya adalah di Titan, salah satu bulan Saturnus.

Di Titan, terdapat lautan Methana yang berlapis-lapis. Jika kita menaruh cacing ini di Titan, ada kemungkinan ia dapat bertahan hidup dengan mendiami lapisan es tersebut.

Makhluk yang bisa hidup di ruang hampa



Setelah melihat foto di atas, saya yakin, kebanyakan dari kalian akan segera teringat dengan beruang. Tidak salah juga. Tapi, makhluk lucu ini bukan seekor beruang. Ia bernama Tardigrade. Karena kemiripannya dengan beruang, ia juga sering disebut dengan nama Beruang air.

Berbeda dengan beruang darat yang bertubuh besar, makhluk ini hanya memiliki panjang sekitar setengah milimeter. Ini membuatnya tidak terlihat oleh mata telanjang.

Tetapi, jangan menilainya hanya dari ukurannya. Makhluk mikro ini termasuk salah satu makhluk hidup yang paling tangguh di Bumi.


Ia memiliki satu kekuatan super.

Ia bisa masuk ke dalam kondisi diam sempurna yang disebut TUN. Dalam kondisi ini, makhluk ini bisa bertahan terhadap fluktuasi temperatur, bahkan yang paling ekstrim sekalipun.

Pada tahun 2008, beberapa ekor Tardigrade ikut dikirim ke luar angkasa dan terbukti kalau mereka bahkan bisa bertahan di dalam ruang hampa udara.

Jadi, jika kita melepasnya ke ruang angkasa, ada kemungkinan kalau makhluk ini bisa mengarunginya hingga menemukan tempat berdiam yang cocok baginya.

Cacing raksasa pemakan belerang
Makhluk ini hidup di tepi gunung api super panas jauh di dasar lautan. Dan ia memakan belerang yang dibawa oleh bakteri lokal.


Cacing raksasa ini bisa bertumbuh hingga sepanjang 2,1 meter dan bisa hidup 5 mil di bawah permukaan laut dalam kondisi tekanan yang ekstrim. Tubuh mereka didominasi warna merah. Ini karena banyaknya nadi yang berisi darah di dalamnya.

Yang menarik dari cacing ini adalah kemampuannya bertahan terhadap panas yang ekstrim dan masih tetap bisa menerima kebutuhan hidup yang cukup.

Dimanakah tempat yang cocok baginya di luar angkasa?

Makhluk ini mungkin bisa hidup di Venus dimana terdapat sumber belerang yang luar biasa banyak.

Mikroba Antartika pemakan besi
Darah mengalir deras di Antartika. Apakah ada pembantaian hewan besar-besaran sedang berlangsung?

Tidak! Unsur berwarna merah itu ternyata mikroba yang berdiam di dalam kumpulan air yang terjebak di bawah lapisan es.

Menurut majalah Nature:

"Cairan ini telah terjebak di dalam glasier selama paling tidak 1,5 juta tahun lamanya. Di dalamnya, paling tidak terdapat 30 jenis bakteri yang masing-masingnya memiliki pergerakan kimia yang unik."
Menurut salah satu peneliti bernama Mikucki, mikroba ini menggunakan sulfat sebagai katalis dalam sebuah rantai reaksi yang kompleks dimana penerima elektron akhirnya adalah besi.

"Ini adalah contoh bagaimana sebuah ekosistem berhasil bertahan walaupun tertutupi oleh kegelapan dan es yang tebal."

"Life Finds a Way."
Dengan karakteristik ini, maka mikroba ini mungkin dapat hidup di Europa, salah satu bulan Jupiter yang memiliki lautan yang kaya akan zat besi di bawah lapisan esnya yang tebal.

Bakteri yang mampu bertahan dari radiasi

D. Radiodurans adalah nama bakteri ini. Ia mampu bertahan dalam dosis radiasi yang seribu kali lebih kuat dibanding dosis yang dapat diterima manusia.


Kemampuan ini didapatkannya karena sistem pemulihan DNAnya yang unik.

Manusia yang menerima radiasi umumnya meninggal karena partikel radioaktif tersebut menghancurkan DNAnya. Akibatnya sistem regulasi di tubuh pun terhenti.

Namun bakteri ini secara menakjubkan mampu menyusun kembali DNA nya yang telah hancur.

Salah satu masalah yang dihadapi ketika manusia mencoba untuk hidup di bulan atau Mars adalah adanya radiasi yang cukup mematikan. Jika bakteri ini dilepas di angkasa, maka radiasi yang ada di sana tidak akan mampu mempengaruhi tubuhnya.

Jadi, jika suatu hari kita menjelajahi angkasa luar dan planet-planetnya, jangan heran kalau suatu hari kita bisa menemukan makhluk seperti ini di sana. Mungkin saja.

(i09.com)

Read More......
Bookmark and Share